Berapa saat yang lalu dunia pemberitaan negeri ini sempat di hebohkan cerita Ghozali Everyday dan NFT-nya. Dan seperti biasa, banyak orang lalu berbondong-bondong mencoba menggali peruntungannya bikin NFT lalu dijual di OpenSea. Apalagi ditambah berita bahwa Ghozali ini mendadak jadi Orang kaya Baru dengan kekayaan 1,7 Miliar hasil jualan NFT, padahal ya duitnya masih diawang-awang. Ada yang jualan foto selfie dengan KTP, ada yang jualan lemari, ada yang jualan makanan...mungkin bisa jadi ada yang jualan foto topless atau naturalnya....bisa jadi. Ooooo tidak semudah itu Ferguso. Jualan NFT tidak semudah sampeyan menjual cabe atau kacang rebus yang tinggal digelar lalu orang banyak yang beli.
Sampe-sampe Dirjen Pajak ikutan latah menagih Ghozali bayar Pajak penjualan NFT-nya. Hellooo, bapak ibu petugas pajak tuh ngerti gak sih sebenernya konsep NFT ? Ini bukan sekedar jual beli secara online di marketplace yang kemudian bisa langsung dikenai pajak transaksi PPn ataupun PPh. Lha PPn sendiri kan artinya Pajak Pertambahan Nilai, sementara NFT itu nilainya ya masih di awang-awang.
Begitu sih yang saya tau....
Apa itu NFT ?
Kalo mas Ghozali mencoba menganalogikan, NFT itu seperti sertifikat rumah tapi dalam bentuk digital dan gak ada bentuk rumahnya.....makin pusing lagi kan jadinya.
Fungibility (Sumber: Finematics) |
Karena NFT adalah Non Fungible Token maka NFT adalah aset digital yang mewakili barang berharga dengan nilai yang tidak dapat diganti atau ditukarkan. Setiap NFT memiliki data transaksi dalam blockchain yang berisi tentang siapa penciptanya, harganya dan histori kepemilikannya.
Seperti foto Ghozali Everyday, pada awalnya Ghozali ini menghargai fotonya 3 US dollar per foto. Kemudian ada yang beli 3 foto, sampai akhirnya 933 foto terjual semua. Maka awalnya dari NFT ini Ghozali mendapatkan 3 USD x 933 = 2799 USD atau setara Rp 36.387.000 (dg kurs Rp 13.000 untuk 1 USD). Lalu kenapa sekarang Ghozali bisa punya nilai NFT 1,7 Milyar ? Itu karena dari NFT yang sudah dibeli lalu dijual lagi oleh pembelinya misalnya Mr. X, misalnya dengan harga 200 USD. Dari penjualan Mr. X ini Ghozali lalu mendapatkan Royalti sebesar 10% dari nilai jualnya, misalnya jadi 20 USD. Begitu seterusnya....makanya nilai setiap foto dari Ghozali Everyday ini akhirnya meningkat dan terus meningkat
Jadi seperti sistem Royalty untuk penciptanya gitu deh kira-kira. Tapi ini semua belum ada uangnya, karena penjualan dan transaksi NFT itu menggunakan Ether (koin kripto) dari Ethereum tadi. Sehingga kalo Ghozali ini mau mewujudkan uangnya jadi uang beneran ya mesti dicairkan dulu ETH-nya.
NFT pada umumnya berbentuk format digital, seperti JPEG, PNG, GIF atau bisa jadi musik, ilustrasi, kartun animasi dan banyak lagi. Cuma karena orang taunya dan berbondong-bondong bikin NFT berkat mas Ghozali dan foto selfie-nya maka asumsi sebagian besar orang NFT itu ya jualan foto. Padahal foto Ghozali itu sendiri, yang dibuat dan di pasang di NFT dari 2017, baru ada yang beli ya tahun 2021 kemarin itu. Itupun sebenarnya berkat para kolektor NFT yang awalnya hanya buat lucu-lucu'an beli NFT foto selfie mas Ghozali ini. Tanpa keisengan para kolektor ini, ya foto yang sampeyan NFT-kan cuma sekedar jadi 'sampah'Â di OpenSea....gak laku bro....
Barang yang bisa dijual dalam bentuk NFT, bisa apa saja....pokoknya ya bentuknya digital. Bisa karya seni, vector, game, musik, gambar meme, apa saja....dokumen-pun juga bisa sampeyan ubah jadi NFT. Soal harga jual, ya bergantung pada faktor subjektifitas tadi. Kalo sampeyan beruntung, seperti mas Ghozali, ya bisa saja para kolektor NFT akan membeli karena melihat kualitas, kreativitas atau bahkan reputasi di dunia NFT. Jadi sekalipun sampeyan artis terkenal di dunia nyata, belum tentu kalo sampeyan jualan NFT itu bisa laku dan banyak yang beli.
NFT itu Untuk Apa Aja ?
Bagi pengemar, pengguna dan kolektor NFT, NFT merupakan gerbang era baru koleksi digital. Melalui koleksi NFT, penggemar bisa mendukung artis, atlit, musisi atau kreator tanpa melalui perantaraan pihak ketiga. Bagi kreator atau seniman, NFT memungkinkan mereka mendapat keuntungan langsung dari karyanya, karena transaksi penjualan NFT terjadi langsung dari kreator dan kolektor, tanpa melalui pihak ketiga seperti perusahaan rekaman, distributor, penerbit dan lainnya. Jadi tidak ada potongan....misalnya si kreator menghargai NFT karyanya 5 USD maka si kreator akan dapat 5 USD dari penjualan pertama dan kemudian fee royalty untuk setiap penjualan berikutnya.
- NFT Karya Seni
- NFT dalam Konteks Bisnis
* Sertifikat properti, aset dan lisensi
* Tiket dan sistem membership
Dari jaman dulu pertiketan ini memiliki beberapa masalah, seperti misalnya kasus percaloan yang mencoba membeli tiket sebanyak mungkin untuk bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Belum lagi masalah penipuan melalui calo atau jasa yang kemudian memalsukan tiket. NFT menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan sistem verifikasi dan identifikasi yang tidak bisa diubah. Sehingga tiket yang dibuat dengan NFT, benar-benar diterbitkan untuk identitas penerbit tiket yang valid, dan pembelinyapun bisa diidentifikasi dan dilacak.
Untuk sistem membership atau keanggotaan digital, NFT bisa dijadikan identifikasi digital yang merepresentasikan keanggotaan seseorang. Hal ini bisa menjamin anggota dengan sistem membership data-datanya tidak akan hilang, diubah ataupun dicuri orang lain. Contohnya, ada satu perusahaan Kraken Kratom, yang mmencetak 5 gambar NFT sebagai kupon diskon khusu seumur hidup bagi membernya.
Kalo begini, bisa dong ya KTP elektronik dibuat menggunakan NFT....jadi seperti identitas digital di dunia metaverse gitu kali ya....
* Industri Olahraga dan Fashion
Kalau dulu kartu koleksi gambar atlet dibuat dan dikoleksi dalam bentuk kartu fisik yang dicetak secaralimited edition, inovasi NFT untuk industri olahraga pertama dilakukan melalui kartu koleksi NBA Top Shot, dimana penggemar NBA dapat mengumpulkan cuplikan-cuplikan penting dari pertandingan favorit mereka. Bahkan seturut perkembangan NFT, Liga sepak bola Belgia kemudian bermitra dengan oerusahaan game Ubisoft dan startup Sorare meluncurkan game sepak bola fantasi yang menggunakan NFT.
Pada tahun 2019, perusahaan alat olahraga Nike mematenkan sistem otentifikasi CryptoKicks dimana pada setiap pembelian sepatu khusus akan menghasilkan NFT dengan informasi unik dari sepatu tersebut, seperti misalnya bahan, tempat pembuatan dan lainnya. Kelebihan dari CryptoKicks ini membuat pemiliknya kemudian dapat menggabungkan desain beberapa sepatu digitalnya untuk membuat sepatu custom yang nantinya bisa dibeli dalam bentuk sepatu fisik.
- NFT untuk Industri Hiburan dan Hoby
Ekosistem NFT (Sumber: Kyros Ventures) |
Cara Membuat dan Menjual NFT
NFT Marketplace (Sumber: Kyros Ventures) |
- Pilih dan Buat Pasar NFT
Jika nasib sampeyan beruntung seperti Ghozali, maka sampeyan bisa memonetisasi aset digital sampeyan sehingga secara pasif dari waktu ke waktu sampeyan bisa 'panen'Â royalty-nya. Sekali lagi...jika sampeyan beruntung lho ya....beruntung jika karya sampeyan ada yang mau beli. Ingat, Ghozali sendiri mulai upload fotonya dari 2017 dan baru 2021 ada yang terjual lalu bisa bergulir seperti bola salju yang membesar dan mungkin akan terus membesar walopun saat ini Ghozali sendiri mengaku sudah berhenti mengupload foto selfie-nya.
- Input NFT yang akan dijual
Nantinya pasar akan menghitung biaya fee yang merupakan biaya jaringan blockchain Ethereum untuk mencatat transaksi pada proses penjualan. Disamping itu akan ada biaya penanganan aset yang jumlahnya bervariasi tergantung seberapa sibuk jaringan blockchain saat itu.
- Kelola dan Promosikan Jualan Sampeyan
Mau promosi jualan sampeyan menggunakan medsos (facebook, twitter dsb-nya) atau membuat situs web pribadi atau mau sampeyan tawarkan secara offline, jualan tetap saja jualan. Tanpa promosi, strategi marketing yang mumpuni dan nasib peuntungan yang baik ya jualan sampeyan akan jalan di tempat.
Aset yang sudah sampeyan cantumkan informasinya (harga dan sebagainya) akan sulit sampeyan hapus atau sampeyan ubah. Masih bisa sih sampeyan hapus atau sampeyan ubah....tapi ya sampeyan harus bayar biaya fee dan biaya tambahan lainnya. Dan biaya yang sudah dibayarkan, tidak bisa dikembalikan lagi.
Cukup ribet ya prosesnya untuk bisa kaya seperti Ghozali Everyday. Makanya Fenoma Ghozali yang bisa menjual seluruh fotonya (933 foto selfie) adalah sebuah Anomali, yang tidak akan bisa terjadi lagi pada sampeyan atau pada orang lain. Kalau saya sih kalau mau jual foto, foto apapun itu, mending sampeyan jual di Microstock seperti cara yang pernah saya tulis di artikel 'Jualan Foto di Shutterstock'.
0 Comments