Ketika Semua Orang Bisa Menjadi Pewarta Berita 'Demi Konten' | Berkaca Pada Sisi Lain Kecelakaan Vanessa Angel

Sebuah kabar duka yang mengejutkan tentang berita kecelakaan tanggal 04 November 2021 yang dialami Vanessa Angel. Pada kejadian kecelakaan tunggal tersebut, aktris Vanessa Angel dan suaminya Bibi Ardiansyah dinyatakan meninggal ditempat akibat mobil yang ditumpanginya menabrak pembatas tol Km 672 di ruas Tol Jombang, Jawa Timur.


Saya tidak akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana kronologi terjadinya kecelakaan sampai soal netijen yang kemudian beramai-ramai menyalahkan bahkan banyak juga yang mengutuk sang sopir. Sang sopir ini ditengarai menjadi pemicu terjadinya kecelakaan tersebut karena kehilangan konsentrasi, menurut pengakuannya karena mengantuk, tapi belakangan banyak beredar Insta Story sang sopir yang sedang pamer spedometer yang memperlihatkan kecepatannya saat itu mencapai 180km/jam (atau lebih).
Tidak...saya juga tidak ingin beropini tentang ini. Biar para penegak hukum saja yang ngurusin yang beginian.

Dari sebuah peristiwa kecelakaan tersebut, saya sedang ingin mengunek-unekan sesuatu hal yang mungkin bagi sampeyan dan beberapa orang adalah sebuah hal yang wajar (dianggap wajar). Semenjak adanya teknologi yang bernama Smartphone, telepon pintar, mendadak banyak orang yang bisa dengan mudah menjadi pewarta berita, penyebar gosip atau bahkan menjadi agen teror.

Ketika terjadi suatu peristiwa, katakan sebuah kecelakaan di jalan raya, seringkali kita (saya, sampeyan dan mereka) orang-orang Indonesia ini bergegas (atau malah kemudian berdesak-desakan) menghentikan kendaraan (secara sembarangan) kalau kita sedang berkendara. Atau minimal memperlambat laju kendaraan. Lalu dengan sigap (dan biasanya tak lupa sambil nenteng smartphone-nya) akan menghampiri, mendatangi dan berkerumun di dekat tempat kejadian. Sayangnya bukan agar bisa segera menolong, minimal memberikan P3K, tapi yang pertama dilakukan adalah langsung on camera dan jepret...jepret..jepret.

Saya koq jadi heran dengan orang-orang seperti ini. Buat apa coba mereka merekam, memfoto kejadian (kemalangan) yang menimpa orang lain, yang bukan saudara...bukan teman....bahkan mungkin tidak kenal. Parahnya lagi kemudian ada yang menyebarkan, membuat konten atau malah menjual hasil dokumentasinya itu ke wartawan sesungguhnya yang datangnya belakangan setelah kejadian.

Begitu pula pada kejadian kecelakaan aktris Vanessa Angel. Dalam hitungan menit langsung tersebar di medsos (kebanyakan di twitter dan Whatsapp) foto-foto dan video saat pertama setelah kejadian dengan segala caption dan narasinya. Saya koq curiga ini awal pertamanya adalah dari para petugas yang datang pertama kali di tempat kejadian, atau bisa juga sih dari pengguna jalan tol yang kebetulan melintas pasca kejadian.

Buat saya, ini tidak etis tapi terlanjur menjadi budaya baru di antara kita-kita yang punya smartphone tapi tidak disertai dengan kecerdasan dalam menggunakannya. Foto-foto yang memperlihatkan posisi dan kondisi korban, bahkan foto-foto isi dompet (KTP dan SIM) yang menurut saya bukan untuk konsumsi khalayak ramai. 

Apa tujuan menyebarkan foto dan video tersebut ?

Agar dapat uang, menuai pujian atau berniat jadi pewarta berita ?

Saya kira kontributor sebuah media yang ternama tidak mungkin kemudian mengupload, atau menjadikan foto-foto dan video tersebut sebagai ilustrasi beritanya. Kalau sampai ada yang mengaku sebagai wartawan atau seorang kontributor media resmi yang melakukan hal ini, tindakan tersebut bisa diartikan sebagai tindakan yang merendahkan profesi wartawan atau pewarta berita, dan bisa jadi melanggar kode etik jurnalistik.

Pada akhirnya semua akan kembali pada kata-kata bijak 'Lakukanlah pada orang lain sebagaimana kita (saya, sampeyan, kalian semua) ingin orang lain perbuat pada kita, dan jangan lakukan jika kita (saya, sampeyan dan kalian semua) tidak ingin orang lain lakukan pada kita.

Setidaknya ya hargai dan hormati keluarga yang sedang berduka, jangan malah menambah kedukaan dengan menyaksikan keadaan yang tidak ingin disaksikan, walau lewat foto atau video.

Jangan cuma handphone-nya aja yang smart dong....yang pakai juga mestinya bisa smart dan bijak.

Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu