Antara Game Master, Grand Master dan Masternya Master

Kemarin, beberapa hari yang lalu, permainan (olah raga) Catur mendadak jadi trend dan pembahasan yang keren. Berawal dari cerita seorang pemain catur di Game Online (chees.com) yang di banned karena terindikasi melakukan kecurangan, ceritanya jadi bergulir seperti bola salju yang menghebohkan jagad online.

Awalnya Pak Dadang Subur (anaknya, lebih tepatnya) update status di Facebook-nya tentang akun bernama Dewa Kipas di aplikasi chess.com yang dibanned. Menurut Ali (anaknya pak Dadang) akun Dewa Kipas ini di banned karena lawannya Levy (GothamChess) yang merupakan Master Catur Internasional tidak terima dengan kekalahannya lalu mengerahkan buzzer-buzzer pendukungnya untuk meminta pihak chess.com melakukan banned. Padahal ya ini hanya asumsi Ali semata.

Netijen +62 yang maha benar (tapi tidak pernah mau membaca dengan teliti) tidak terima, tersinggung nasionalisme-nya. Yang terjadi kemudian, pasukan Netijen +62 secara gerudukan, bergerak cepat dan sporadis membombardir semua akun medsos GothamChess hingga akhirnya si GothamChess menutup akses viewers Youtube yang dari Indonesia, memprivat Instagram dan Twitter-nya.

Menurut keterangan dari Ali pula bahwa GothamChess lalu sudah meminta maaf secara pribadi (melalui percakapan pesan singkat) yang diunggah Ali di Facebook-nya. Di sisi lain, Ali juga meminta maaf kepada Levy karena kejadian itu membuat akun medsos Levy diserbu Netijen +62.

Harusnya sih ya sudah ceritanya berhenti sampai disini....tapi ternyata tidak. Padahal kalo ceritanya berhenti sampai disitu ya si Dewa Kipas ini tinggal bikin akun baru Dewa Kipas Angin, misalnya, sambil siap-siap nyeduh kopi dan nongkrong di pos ronda lagi....sesimpel itu sebenernya.

Kopi dan Catur itu teman Setempat - dok. Pribadi
Masternya Podcast Karifikasi Deddy Corbuzier malah kemudian mengundang pak Dadang Subur a.k.a Dewa Kipas ditemani anaknya, Ali Akbar untuk menceritakan ceritanya. Dari Podcast itu saya baru tau kalo julukan Dewa Kipas itu didapat (dipakai sebagai nama akun di Chess.com) dari Ping Pong atau tenis meja. Jadi Dewa Kipas ini Master catur apa Master ping Pong sebenarnya....entah....atau mungkin Master Game Online catur karena dia berlatih dengan Shredder (melawan bot).

Hebatnya langkah-langkah latihannya dg Shredder ini dia catat sampe punya Kitab Jurus Catur tingkat dewa bot. Ya kalo saya lihat di podcast CloseTheDoor sih si pak Dadang ini pengin terlihat pinter dan berkesan Master. Intinya di podcast CTD awal dimana hanya pak Dadang dan Ali (anaknya) mereka tetap ngotot kalo Dewa Kipas itu jago catur, berusaha menolak dibilang curang dan bertahan dg asumsi akun itu di banned karena laporan si GothamChees.

Podcast yang menampilkan sang Dewa Kipas (dan anaknya) tersebut lalu berbuah Surat Terbuka dari Grand Master Catur Wanita Indonesia Irene Sukandar pada Master Podcast Deddy Corbuzier. Dalam Surat Terbuka-nya Irene menuliskan ajakan kepada Deddy Corbuzier untuk meluruskan permasalahan yang sebenarnya terjadi. Walopun disitu juga disebutkan bahwa 'keributan' akibat sang Dewa Kipas tersebut kemudian membawa hal positif mengenai olahraga catur. 

Bagaimana tidak, berkat 'keributan' tersebut, orang seperti saya yang tidak tahu tentang catur jadi tertarik untuk cari tahu....walopun tetap ujung-ujung tidak tahu.

Langkah selanjutnya, diundanglah GMW Irene Sukandar ke Podcast CTD. Dan hebatnya Master Podcast Deddy Corbuzier ini bahkan berhasil menghubungi si GothamChess untuk memberikan klarifikasi apa yang sudah terjadi. Dari obrolan Podcast tersebut saya sih menyimpulkan bahwa di banned-nya akun sang Dewa Kipas bukan karena karena laporan para pendukungnya di aplikasi Chess.com.
Akun Dewa Kipas di banned oleh Chess.com karena semata-mata dari tim Fair play Chess.com menyimpulkan bahwa langkah-langkah sang Dewa kipas ini ditengarai menggunakan bantuan bot (program catur otomatis). Jadi bukan disebabkan karena laporan si GothamChess bahwa lawannya, si pak Dadang ini berbuat curang.

Master Podcast DC-pun kemudian menawarkan bagaimana jika diadakan pertandingan real antara pak Dadang sang Dewa Kipas dengan GMW Irene Sukandar. 'Tergantung harganya dong' celetuk GMW Irene Sukandar, lalu keluarlah angka fantastis Rp 300juta rupiah akan dipertaruhkan pada pertandingan Live Match tersebut.

Yang menakjubkan adalah ini 'cuma' pertandingan catur (walopun komentatornya lebih berisik dari pada pertandingan catur umumnya), lalu disiarkan secara Live Streaming Youtube...ternyata pada saat Live Match berlangsung viewers-nya menyentuh angka 1,5juta penonton. Di dunia Youtube, Live Streaming ditonton sampai 1,5juta penonton itu sangat ruaaaarrrr biasa, sampai sekarang malah sampai menyentuh angka 8juta penonton.


Dari banner dan produk yang ada di sekitar pertandingan itu saja sudah terbaca dari mana saja sponsornya, entah berapa nominalnya. Belum pendapatan dari iklan Adsense Youtube-nya belum dari endorse lainnya, seperti endorese papan catur, misalnya.
Produk Sponsor

Iseng-iseng saya membayangkan, misalnya dari Live Match itu bisa mengumpulkan 1M uang sponsor....Rp 300jt mah cuma 30%-nya aja....see siapa yang jadi pemenang disini.

Jeli Melihat Peluang

Bagi saya Master Podcast DC, adalah Master-nya Master yang bisa memanfaatkan dan bermain di segmen channel Youtube yang tidak semua Youtuber bisa memanfaatkan. Kebanyakan hanya mengekor dengan bikin vlog Prank, atau vlog yang mencoba memainkan perasaan viewers-nya....atau bahkan ada juga yang kemudian mencoba-coba bikin vlog Podcast, tapi ya belum bisa secanggih podcast-nya DC.

Pada artikel Serial New Kids On Ngeblog yang ke-4, saya sudah sampaikan kegiatan Blogging atau nge-Vlog bukanlah sebuah cara yang gampang untuk mendapatkan uang, kalo sampeyan fokusnya cuma uang...uang...uang. Butuh konsistensi tingkat tinggi dan berpikiran terbuka dalam melihat peluang. Sekali lagi saya tuliskan dan ingatkan bahwa dalam dunia Blogger dan Vlogger itu yang penting adalah isi kontennya.

Jangan dibayangkan bahwa pas Master DC ini mau bikin Live Match itu bisa semudah membalik telapak tangan. Oooo tidak semudah itu Fulgoso....
Saya percaya bahwa Master DC mesti muter-muter telepon sana-sini (asistennya sih yang telpon) untuk bisa ada yang mau jadi sponsor di pertandingan catur yang biasa tapi tidak biasa itu. Belum mesti Set-Up tempat (studio), ngundang pejabat Percasi, ngundang komentator (2 orang Grand Master Catur Indonesia), iklan konten dan banyak lagi.

Tidak ada di dunia ini yang mak bedunduk dan mak jegagig langsung jadi Master...kalopun ada yang punya pencapaian luar biasa dalam waktu singkat, ya (bisa dicurigai) berbuat curang.

Sekalipun petandingan Live Match antara Game Master sang Dewa Kipas vs Grand Master Irene Sukandar yang pada akhirnya dimenangkan oleh GM Irene Sukandar dengan kemenangan telak 3-0, pertandingan ini tidak membuktikan apa-apa. Selain membuktikan bahwa GM Irene Sukandar memang betul-betul pecatur yang profesional dengan profesi sebagai pecatur. Sedangkan pak Dadang ya tetaplah pak Dadang yang bisa bermain catur tapi bukan pecatur profesional.

Kalo kata teman saya 'Olahraga itu sejatinya mung golek kringet (mencari keringat....biar sehat)' bukan ajang mencari uang. Tapi ya kalo ada yang mau ngasih hadiah 200jt untuk pihak yang menang....ya kenapa tidak dijabanin tantangannya. Kapan lagi kan pecatur bisa mendapatkan hadiah ratusan juta hanya untuk main 1x game yang....yah begitulah....

Jadi menurut saya yang menang ya tetep Master-nya Master Podcast....ya bukan semata-mata dari nominalnya saja tapi banyak itu menangnya....
Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu