Untuk mengetahui efektivitas kegiatan Penjualan (Sales/Marketing) untuk produk barang atau jasa yang dihasilkan suatu bidang usaha, diperlukan data-data yang lengkap dan tertata serta mampu telusur. Data-data inilah yang sering diabaikan UMKM dalam perjalanan bisnisnya sehingga kinerjanya jadi tidak bisa terukur. Bahkan kadang data Rugi-Laba Penjualan yang bisa di komparasikan dengan Biaya-biaya Operasional Produksi sehingkali kabur, tidak terdata dan tidak terlacak.
Dari sini seringkali timbul pertanyaan, udah menjalankan kegiatan usaha bertahun-tahun koq gak ada hasilnya...gak ada peningkatan...terus kemana saja uangnya. Banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya 'kebocoran' hasil usaha. Yang paling klasik terjadi pada UMKM adalah karena tidak adanya pemisahan pengelolaan keuangan yang jelas, antara keuangan rumah tangga dan keuangan bisnis (usaha).
Di artikel sebelumnya saya memperkenalkan Aplikasi Gratisan Paper.Id yang bisa digunakan untuk membantu melakukan pendataan aktivitas bisnis sampeyan. Kalau mau di coba monggo dibaca-baca dulu tulisan saya tentang 'Aplikasi Pembukuan Keuangan dan Pencatat Inventory Gratis Menggunakan Paper.id'. Di artikel saya sih saya contohkan untuk keperluan Bisnis Jual Beli atau Retail yang saya pernah aplikasikan. Tapi di dalam Aplikasi tersebut ada 3 pilihan penggunaan koq...bisa Jual/Beli, Manufaktur/Produksi dan Jasa.
Pengelompokan Kategori Bisnis di Aplikasi Paper.id |
Setelah sampeyan bisa merapikan data-data aktivitas kegiatan bisnis sampeyan, maka langkah selanjutnya adalah membuat KPI (Key Performance Indikator) agar sampeyan bisa menetapkan satu nilai terukur yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan sampeyan dalam mencapai tujuan bisnis utamanya.
Apa itu KPI ?
KPI atau Key Performance Indikator adalah indikator (nilai terukur) penting atau kunci untuk menuju hasil yang diinginkan. KPI berfokus untuk peningkatan strategis dan operasional, menciptakan dasar analitis untuk pengambilan keputusan dan membantu memusatkan perhatian pada hal yang dianggap paling penting. Sampeyan harus ingat, apa yang terukur tentu akan mudah diselesaikan bukan...karena sampeyan jadi bisa tahu dimana kekurangan dan masalah yang harus diselesaikan.Sebagai contoh, dalam KPI sebuah penjualan, akan terdapat serangkaian tindakan kuantitatif yang disepakati untuk menilai kinerja tim penjualan untuk melacak efektivitas kegiatan penjualan yang relevan dalam suatu perusahaan. KPI ini dapat membantu dan mengoptimalkan kinerja penjualan sampeyan, saluran penjualan dan panjang siklus penjualan sampeyan.
Bagaimana Cara Membuat dan Menentukan KPI ?
- SPECIFIC – KPI harus jelas tentang apa yang akan diukur dan mengapa hal tersebut penting.
- MEASURABLE – KPI harus dapat diukur dengan standar yang ditentukan.
- ACHIEVABLE – KPI harus dapat dipenuhi.
- RELEVANT- KPI harus mengukur sesuatu yang penting dan meningkatkan kinerja.
- TIME-BOUND – KPI dapat dicapai dalam kerangka waktu yang disepakati.
Masalahnya adalah, ada ribuan KPI yang bisa dipilih. Jika sampeyan memilih dan mempelajari KPI yang salah, maka sampeyan mengukur sesuatu yang tidak selaras dengan tujuan organisasi sampeyan.
Baru mau nentuin KPI yang akan dibuat aja susah ya....
Angel wis...angel iki...angel tenan wis iki....
Contoh KPI Metrik Keuangan
Lalu, bagaimana sampeyan harus mempelajari KPI dan memilih yang tepat untuk organisasi sampeyan?
Cara terbaik untuk mencapai hal ini adalah dengan meneliti dan mempelajari KPI yang paling penting. Dengan cara ini, sampeyan akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan yang lebih spesifik untuk industri sampeyan. Mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat.
Contoh KPI Metrik Keuangan
- Profit (Keuntungan)
- Cost (Biaya Pengeluaran)
- Pendapatan LOB (Line of business) Vs Target
- Harga Pokok Penjualan
- Day Sales Outstanding (DSO)
Lalu bagaimana cara menghitungnya?
Rumus perhitungan DSO adalah :
Rumus perhitungan DSO adalah :
Days of sales outstanding = 365 / Perputaran piutang
atau
Days of sales outstanding = Piutang Akun / Total Kredit Penjualan X jumlah hari dalam 1 bulan
Masukan angka piutang sampeyan dan bagi dengan jumlah total penjualan kredit. Ambil angka dari hasil tersebut dan kalikan dengan jumlah hari dalam jangka waktu yang sampeyan ingin periksa. Nilai yang dihasilkan tersebut adalah nilai DSO sampeyan, semakin rendah angkanya, semakin baik organisasi sampeyan dalam mengumpulkan piutang. Jalankan formula ini setiap bulan, kuartal, atau tahun untuk melihat bagaimana sampeyan meningkatkan efektifitas kerja sampeyan.
Masukan angka piutang sampeyan dan bagi dengan jumlah total penjualan kredit. Ambil angka dari hasil tersebut dan kalikan dengan jumlah hari dalam jangka waktu yang sampeyan ingin periksa. Nilai yang dihasilkan tersebut adalah nilai DSO sampeyan, semakin rendah angkanya, semakin baik organisasi sampeyan dalam mengumpulkan piutang. Jalankan formula ini setiap bulan, kuartal, atau tahun untuk melihat bagaimana sampeyan meningkatkan efektifitas kerja sampeyan.
- Penjualan perwilayah
- Beban LOB (Line of Business) Vs Anggaran
- Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan
Uang yang Diterima dari Penerbitan Saham atau Utang – Uang Tunai sebagai Dividen dan Pengadaan Kembali Utang / Saham = Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan.
Rumusnya adalah: Total Biaya / Pelanggan Total = Biaya Tahunan Rata-rata untuk Melayani Satu Pelanggan.
Rumusnya adalah: Pendapatan – Pengeluaran Tidak Termasuk Bunga, Pajak, Depresiasi & Amortisasi = EBITDA.
Sedangankan Customer Acquistion Cost adalah biaya yang terkait dalam upaya meyakinkan pelanggan untuk membeli produk / jasa. Biaya ini dikeluarkan oleh organisasi untuk meyakinkan calon pelanggan.
Rumus perhitungannya: Laba Bersih yang Diharapkan dari Pelanggan / Biaya untuk Mendapatkan Pelanggan.
Mencari tahu NPS sampeyan adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Untuk menentukan skor NPS, kirim survei sederhana ke pelanggan sampeyan untuk melihat seberapa besar kemungkinan mereka akan merekomendasikan bisnis sampeyan kepada seseorang yang mereka kenal. Biasanya survei sederhana berisi line scale yang memiliki rentang nilai 1 sampai dengan 10. Dan setiap opsi yang responden pilih harus berisi alasan kenapa mereka memilih angka tersebut
- Pengeluaran Tahunan Rata-rata Untuk Melayani Satu Pelanggan
Rumusnya adalah: Total Biaya / Pelanggan Total = Biaya Tahunan Rata-rata untuk Melayani Satu Pelanggan.
- Penghasilan Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, Amortisasi atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, & Amortization (EBITDA)
Rumusnya adalah: Pendapatan – Pengeluaran Tidak Termasuk Bunga, Pajak, Depresiasi & Amortisasi = EBITDA.
- Biaya Inovasi atau Innovation Spending
- (Customer Lifetime Value) / (Customer Acquisition Cost)
Sedangankan Customer Acquistion Cost adalah biaya yang terkait dalam upaya meyakinkan pelanggan untuk membeli produk / jasa. Biaya ini dikeluarkan oleh organisasi untuk meyakinkan calon pelanggan.
Rumus perhitungannya: Laba Bersih yang Diharapkan dari Pelanggan / Biaya untuk Mendapatkan Pelanggan.
KPI Sales |
Contoh KPI Metrik Pelanggan
- Customer Lifetime Value (CLV)
- Biaya Akuisisi Pelanggan atau Customer Acquisition Cost (CAC)
- Kepuasan & Retensi Pelanggan atau Customer Satisfaction & Retention (CSR)
- Net Promoter Score (NPS)
Mencari tahu NPS sampeyan adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Untuk menentukan skor NPS, kirim survei sederhana ke pelanggan sampeyan untuk melihat seberapa besar kemungkinan mereka akan merekomendasikan bisnis sampeyan kepada seseorang yang mereka kenal. Biasanya survei sederhana berisi line scale yang memiliki rentang nilai 1 sampai dengan 10. Dan setiap opsi yang responden pilih harus berisi alasan kenapa mereka memilih angka tersebut
- Jumlah Pelanggan
- Tingkat Perubahan Pelanggan
Rumus perhitungannya: Jumlah Pelanggan yang Hilang dalam Periode yang Diberikan / Jumlah Pelanggan di Awal Periode = Tingkat Perubahan Pelanggan.
Pastikan sampeyan juga menghitung jumlah pelanggan yang seharusnya diperbarui dalam periode tertentu.
Rumusnya adalah: Pelanggan yang memertimbangkan sendiri “Puas” atau “Sangat Puas” / Responden Survei Total = Persentase Pelanggan yang “Puas” atau “Sangat Puas”.
Rumusmya adalah: Kunjungan Situs Web oleh Pengunjung Baru / Total Kunjungan Situs Web = Persentase Pengunjung Baru.
- Volume Interaksi Menurut Saluran
- Persentase Pelanggan yang puas atau sangat puas
Rumusnya adalah: Pelanggan yang memertimbangkan sendiri “Puas” atau “Sangat Puas” / Responden Survei Total = Persentase Pelanggan yang “Puas” atau “Sangat Puas”.
- Pengunjung baru Vs Mereka yang Mengulangi Kunjungan Situs
Rumusmya adalah: Kunjungan Situs Web oleh Pengunjung Baru / Total Kunjungan Situs Web = Persentase Pengunjung Baru.
Contoh KPI Metrik Proses Produksi
- Tiket bantuan layanan konsumen / Customer Support Tickets
- Persentase Cacat Produk
- Pengukuran Efisiensi LOB (Line of business)
Contoh KPI Metrik Karyawan
- Employee Turnover Rate (ETR)
- Persentase Respons Untuk Membuka Posisi
- Kepuasan Karyawan
- Tingkat Pensiun
- Pengetahuan yang Dicapai Dengan Pelatihan
- Promosi Internal Vs Mencari Pekerja External
- Salary Competitiveness Ratio (SCR)
Yang saya tuliskan diatas itu cuma contoh. Ada ribuan KPI yang masing-masing dibuat dan disusun sesuai dengan budaya kerja di masing-masing organisasi dan perusahaan. Jadi dalam merencanakan dan membuat KPI pada akhirnya kembali lagi kepada sampeyan untuk bisa mengenali kebutuhan dan permasalahan yang ingin diurai pada Organisasi Kerja sampeyan.
Nilai akhir semua itu akan berujung pada nilai hasil Survey yang membuktikan. Karena penilaian pencapaian Target itu mestinya bukan dilihat dan berawal hanya dari asumsi yang tidak obyektif, bahkan seringkali bersumber pada Laporan ABS (Asal Bapak Senang) yang lisan dari bisik-bisik tetangga.
Tidak ada yang bisa membuat sistem yang langsung sempurna karena bagaimanapun juga sistem itu kan cuma buatan manusia.
Dan untuk melakukan perubahan demi kemajuan diperlukan sebuah Rencana bukan cuma Resolusi Tahun Baru yang kebanyakan cuma Mimpi.
Setidaknya ya mulai saja dulu untuk merapikan sistem dan datanya
Penilaian itu....Speak by Data ya boss....
0 Comments