'Ketika manusia sudah mengatasi semua kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup, maka ia pun dimungkinkan untuk mengejar pencarian lebih tinggi, aktualisasi diri, pengetahuan tentang dirinya sendiri di level yang paling dalam` - Abraham Maslow
Kutipan diatas saya ambil dari Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh - Dee Lestari hal. 45. Ada satu segmen dalam buku tersebut yang menceritakan tentang seorang tokoh (Bintang Jatuh) yang digambarkan sebagai seoang model papan atas, cantik, berpendidikan tinggi sekaligus menjalani profesi sebagai pelacur papan atas. Seperti kisah yang sedang viral baru-baru ini tentang artis (sebut saja VA) yang tertangkap basah sedang (sudah) melakukan aktivitas menjual diri disebuah hotel di Surabaya. Apa yang kurang dari VA ? Karir keartisannya gak buruk-buruk amat....sekali dua kali masih tampil di FTV atau di sineton. Keuangan...mungkin jauh lebih baik dari saya yang kadang untuk makan esok hari saja masih berpikir dapat uang dari mana. Fisik...yah namanya juga artis, pastilah mulus dan cantik. Tapi (kalau memang benar kejadiannya) kenapa melacur ?
Untuk kita yang hidup dengan standart moral hitam putih (yang kadang berlebihan memposisikan diri dan orang lain), seringkali tidak bisa terima begitu saja dengan kehidupan seseorang yang berada di area abu-abu. Orang-orang seperti saya dan mereka, seringkali menilai orang lain kalau gak putih, berarti hitam hidupnya. Kalau gak suci (sesuci diri saya dan mereka yang menurut saya suci) tentulah orang tersebut berdosa, atau bahkan bisa dibilang temannya setan di neraka. Saya dan mereka seringkali mendefinisikan diri dengan berpikir bahwa moralitas saya lebih tinggi, lebih baik dari orang lain walaupun kenyataannya ya hanya merupakan bentuk asumsi meninggikan diri dan ego.
Lalu apa ada yang salah dengan apa yang sudah dilakukan VA ?
VA atau siapapun yang memperjualbelikan dirinya, tubuhnya, baik artis ataupun bukan artis akan terlihat salah ketika kita mulai menilai mereka dengan patern standart moral yang diajarkan dalam buku-buku agama. Karena pasti akan dibenturkan pada point ajaran 'Melacur (berbuat zina) adalah Dosa'. Tapi ada satu hal yang dilupakan, mengapa hanya 'wanita' nya yang kemudian diceburkan dalam kubangan dosa, sedangkan lelaki-nya, orang yang membeli 'dagangan' nya, lalu sedikit diabaikan tanpa penilaian. Padahal seperti kata pepatah 'dibutuhkan 2 orang untuk menari tango', yang berarti ada peran serta 'Adam' yang tergoda oleh 'Hawa' sehingga timbullah apa yang disebut dosa.
'Dan ketika kita membalikkan sudut pandang kita, maka kenyataan pun berubah. Ternyata pelacuran terjadi dimana-mana. Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya. Dan bagaimana jika ternyata itulah bentuk pelacuran yang paling hina ?'
Kutipan diatas saya ambil dari Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh - Dee Lestari hal. 45. Ada satu segmen dalam buku tersebut yang menceritakan tentang seorang tokoh (Bintang Jatuh) yang digambarkan sebagai seoang model papan atas, cantik, berpendidikan tinggi sekaligus menjalani profesi sebagai pelacur papan atas. Seperti kisah yang sedang viral baru-baru ini tentang artis (sebut saja VA) yang tertangkap basah sedang (sudah) melakukan aktivitas menjual diri disebuah hotel di Surabaya. Apa yang kurang dari VA ? Karir keartisannya gak buruk-buruk amat....sekali dua kali masih tampil di FTV atau di sineton. Keuangan...mungkin jauh lebih baik dari saya yang kadang untuk makan esok hari saja masih berpikir dapat uang dari mana. Fisik...yah namanya juga artis, pastilah mulus dan cantik. Tapi (kalau memang benar kejadiannya) kenapa melacur ?
Untuk kita yang hidup dengan standart moral hitam putih (yang kadang berlebihan memposisikan diri dan orang lain), seringkali tidak bisa terima begitu saja dengan kehidupan seseorang yang berada di area abu-abu. Orang-orang seperti saya dan mereka, seringkali menilai orang lain kalau gak putih, berarti hitam hidupnya. Kalau gak suci (sesuci diri saya dan mereka yang menurut saya suci) tentulah orang tersebut berdosa, atau bahkan bisa dibilang temannya setan di neraka. Saya dan mereka seringkali mendefinisikan diri dengan berpikir bahwa moralitas saya lebih tinggi, lebih baik dari orang lain walaupun kenyataannya ya hanya merupakan bentuk asumsi meninggikan diri dan ego.
Lalu apa ada yang salah dengan apa yang sudah dilakukan VA ?
VA atau siapapun yang memperjualbelikan dirinya, tubuhnya, baik artis ataupun bukan artis akan terlihat salah ketika kita mulai menilai mereka dengan patern standart moral yang diajarkan dalam buku-buku agama. Karena pasti akan dibenturkan pada point ajaran 'Melacur (berbuat zina) adalah Dosa'. Tapi ada satu hal yang dilupakan, mengapa hanya 'wanita' nya yang kemudian diceburkan dalam kubangan dosa, sedangkan lelaki-nya, orang yang membeli 'dagangan' nya, lalu sedikit diabaikan tanpa penilaian. Padahal seperti kata pepatah 'dibutuhkan 2 orang untuk menari tango', yang berarti ada peran serta 'Adam' yang tergoda oleh 'Hawa' sehingga timbullah apa yang disebut dosa.
'Dan ketika kita membalikkan sudut pandang kita, maka kenyataan pun berubah. Ternyata pelacuran terjadi dimana-mana. Hampir semua orang melacurkan waktu, jati diri, pikiran, bahkan jiwanya. Dan bagaimana jika ternyata itulah bentuk pelacuran yang paling hina ?'
0 Comments