Seberapa Korupsi-kah Anda Hari Ini?

Korupsi itu sama dengan mencuri. Gak sama persis sih cuma sekedar mirip aja. Korupsi itu bisa dibilang juga perbuatan curang dengan mengurangi apa yang seharusnya jadi hak orang lain atau mungkin malah sebetulnya menguntungkan orang lain ? 🤔🤔
Angel wes.... Angel tenan.... Wis angel iki... 

Saya tidak pengin ikut-ikutan latah ngomongin bapak-bapak Menteri yang kemarin ditangkap KPK. Banyak yg bilang 'Hukum mati aja... '. Ada yang bilang dimiskinkan aja.... Ada yang usul di ceburin ke kolam lobster aja....dan banyak lagi usulan-usulan untuk hukuman para koruptor. 
Ya sudahlah ya.... Soal hukum menghukum itu kan udah ada yang ngatur, di negeri ini gak akan kekurangan Sarjana Hukum yang pinter-pinter untuk menelaah hal itu. Yang ingin saya obrolkan di artikel ini adalah tentang kita....keseharian kita. Yakinkah saya, sampeyan dan yang pada nyinyirin koruptor itu gak pernah korupsi ?

Korupsi itu sebetulnya panjang kali lebar definisinya. Secara sederhana, korupsi itu adalah perbuatan curang yang kemudian menguntungkan diri sendiri. 

Korupsi Fasilitas Kantor 

Misalnya sampeyan adalah karyawan, korupsi yang paling simpel dan jarang orang sadar adalah Korupsi Waktu. Sampeyan masuk kerja terlambat tapi pulang kerja lebih cepat atau tepat waktu....itu Korupsi waktu, menurut saya. Atau misalnya sampeyan sebagai staff yang harusnya libur hari minggu tapi terus datang ke pabrik dg alasan nengok kerjaan, dari jam 09.00 trus jam 11.00 pulang. Kelihatannya bagus dan benar kan.... Tapi kemudian pas hari Senin atau hari kerja lainnya, sampeyan gak masuk kerja terus ijin bilangnya 'kan saya sudah masuk hari minggu kemarin...saya mau istirahat dulu ah'. Menurut saya, ini manipulasi....jadi termasuk korupsi.

Sampeyan dapat fasilitas kendaraan dinas, tapi dipakai diluar jam dinas dan gak berhubungan dengan urusan kantor lalu isi bahan bakarnya dan tiket toll-nya kemudian di tukar bon ke kantor. Sementara gaji sampeyan sudah include tunjangan transport bulanan. Ini juga korupsi kecil-kecilan.

Tempat kerja sampeyan ada 'sampah' yang bisa dijual, seperti sampah besi, bronze atau 'material yang tidak terpakai', sampah kertas, ATK bekas dan sampah lainnya. Lalu sampeyan kongkalikong dengan security dan menyuap orang-orang yang lihat pas sampeyan jual 'sampah' tersebut....itu juga korupsi. 

Sampeyan tukang belanja, pas belanja kebutuhan kantor dan pabrik sampeyan minta bon putih kosong yang isinya sampeyan tulis sendiri dan naikkan harganya, 'ganti ongkos bensin' alasan sampeyan. Atau kongkalikong dengan sales-nya, harganya sampeyan tawar lalu minta 'diskon pribadi' yang kemudian uang diskon itu ditransfer ke rekening sampeyan....ini juga korupsi. 

Sampeyan bagian keamanan, terus pas ada kiriman barang dari supplier atau pas ada barang keluar, sampeyan 'minta uang kopi'...ini juga korupsi. 

Sampeyan pimpinan lapangan yang punya wewenang mengatur flow dan jadwal produksi atau jasa service lalu mendahulukan satu atau dua customer agar bisa dikerjakan dahulu dan tidak ikut FIFO-nya. Kalo ini hanya sebatas pengaturan flow saja tanpa kemudian ada selipan amplop setelah pekerjaan dipercepat selesai sih masih OK. Tapi kalau ada 'alasan' dibalik kebijakan yang tidak bijak itu....itu namanya korupsi. 

Dan masih banyak lagi potensi korupsi yang saya, sampeyan dan mereka gak pernah sadar bahwa itu adalah korupsi. Korupsi kecil sih...tapi tetap saja itu adalah bagian dari ketidakjujuran yang selalu dimaklumi dan sering kali terjadi. 

Jangkrik boss... Krik... Krik... Krik

Bahkan memanfaatkan kuota modem kantor untuk akses internet diluar lingkup pekerjaan, misalnya untuk akses WA pribadi yg isinya cuma chat chit chut dg kekasih hati atau untuk browsing segala hal diluar urusan kantor.... Itu juga korupsi. 
Kalo saya sih lebih memilih punya kuota sendiri yang kemudian saya 'donasi' sedikit kuota saya kalo perlu mengakses email untuk keperluan pekerjaan. Jadi bukan saya yang nebeng fasilitas kantor, tapi malah kantor yang saya fasilitasi pribadi. 

Sombong amat....saya gitu loooh.

Korupsi dalam Keseharian

Apakah saya, sampeyan dan kita semua pernah ngasih (menawarkan) uang damai ke petugas....entah petugas di jalan raya ataupun uang rokok ke petugas kelurahan?. 'Kalo mau cepet ya ada harganya....' atau 'kalo gak mau sidang tilang ya titip saja sama saya' atau 'sini saya bantu, asal ada uang stempelnya'
Korupsi atau Tidak ya?  - dok. Screenshot Pribadi
Atau mungkin pernah gak ikut-ikutan budaya memberi bingkisan atau amplop untuk guru pas mau ambil raport anak. 'Uang tanda terima kasih menurut kita (saya dan sampeyan)', tapi bukankah itu bentuk gratifikasi ?

Gak usah terlalu jauh...pernahkah dulu pas masih kecil sampeyan disuruh ibu beli garam di warung tapi kembaliannya sampeyan belikan permen atau es krim tanpa bilang dulu ?

Banyak contoh korupsi kecil yang lalu tanpa sengaja diajarkan ke anak hingga kemudian menjadi budaya. Korupsi itu tidak bisa dimaklumi dan ditolerir....tapi bisa dipahami. Kita bisa paham kenapa korupsi bisa dilakukan oleh seseorang yang awalnya bilang 'Katakan Tidak pada korupsi' lha koq sekarang kena OTT. Udah gitu masih bilang 'Ini adalah kecelakaan'. 
Saya bisa paham ketika seseorang punya akses dan kuasa terhadap uang (aliran dana) apalagi jumlahnya miliaran rupiah....bukan hal yang mudah untuk 'tidak terpeleset' mengentit sedikit untuk kesenangan pribadi. 

Gak usah bicara yang punya akses demikian.... Lha wong jadi panitia demo aja kalo dapet dana yang mesti dibagikan ke masa pendemo 200ribu, yang sampe bisa-bisa cuma 50ribu....atau paling banyak 150ribu. Sisanya....masuk kantong koordinator demo itu. 
Atau misalnya dipercaya jadi panitia 17'an atau panitia event kampus. Kebagian pekerjaan cari kaos untuk peserta, carinya yang harga 30ribu tapi minta dana buat belanja 50ribu per kaos. Sisanya ya jadi dana kongkalikong untuk dibagi-bagi antar team kecil pengentit ini. Soal bukti kwitansi, ya tinggal bikin kwitansi bermeterai...habis perkara. 

Lalu apakah sampeyan yang tidak korupsi lebih bermoral ? Belum tentu.... 
Karena kembali lagi, semakin besar aksesnya terhadap uang, entah uang kantor, uang organisasi atau uang negara, maka akan semakin besar godaannya untuk nilep sedikit demi sedikit yang lalu bisa jadi bukit. Kan gak mungkin sampeyan korupsi (uang milyaran) kalo kerjaan sampeyan cuma tukang pijet atau tukang merangkai karangan bunga....
Kalo tukang merangkai kata? 

Banyak orang hipokrit yang tapi tidak mau disebut munafik. 
Apakah saya, sampeyan atau kita salah satunya?

'Kita belum tahu karakter seseorang sampai kita berurusan soal uang dengannya'
Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu