Beli Mesin, Langkah Investasi atau Hanya Pemborosan ?

Entah kenapa tiba-tiba saya sedang berpikir untuk membeli mesin. Iya...mesin Printer 3D yang kalo secara selintas saya hanya membayangkan seandainya saya membeli mesin ini tentunya saya bisa lebih proper untuk menjual produk-produk mikrokontroler yang sudah saya coba bikin. Tetapi kemudian saya kembali mempertimbangkan apakah dengan membeli mesin ini kemudian saya tepat dalam melakukan investasi untuk pengembangan usaha atau hanya demi gengsi dan prestise saja.
Coba kita urai satu persatu ya...
Printer 3D Kingroon KP3S

Pertimbangan Saat Melakukan Pembelian Mesin

Membeli sebuah mesin yang kemudian bisa digunakan untuk produksi dan membuat sebuah produk tentunya merupakan dambaan semua pengusaha atau direktur di sebuah badan usaha. Tapi apakah kemudian langkah ini bisa dikategorikan termasuk dalam sebuah langkah investasi yang terukur atau sebuah langkah yang salah sehingga akan sulit untuk mencapai BEP (Break Event Point) sehingga bisa dikategorikan pemborosan dana investasi.
Menurut pemahaman saya, sebagai seorang yang bukan seorang pengusaha, banyak pertimbangan yang harus saya hitung untuk dan ruginya secara tepat. Setidaknya kalo tidak bisa untung ya cukuplah dana yang saya investasikan untuk membeli mesin tersebut bisa kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Ada teman yang bilang jadi seorang pengusaha itu sama saja dengan bermain judi. Probalitasnya fifty-fifty, kalo gak untung ya berarti rugi. Secara rasional perhitungan semua arus uang yang keluar dan masuk itu kan ada perhitungan investasinya, tolong dikoreksi kalo pemahaman saya ini salah. Dan secara keuangan dalam menetapkan sebuah investasi, misalnya membeli mesin baru yang baru akan mulai untuk produksi, ternyata memang banyak hal yang harus di analisa sebagai kerangka pertimbangan. Jadi gak cuma hanya berlandaskan insting, karena ya sama saja sampeyan cuma akan berjudi seperti kalo sampeyan main binary option.

Kalo kata seorang ekonomiwan, setidaknya sampeyan harus memperhitungkan Cost of Capital, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Periode, Average Rage of Return, Profiliability Index dan Estimasi Rugi Laba. Banyak ya ternyata yang harus diperhitungkan...jadi gak semata-mata gacolotho mengikuti insting yang seringkali dipicu nafsu hanya karena ingin dibilang berani gambling dan berusaha mengejar gengsi karena bisa memiliki mesin yang canggih.

Coba kita urai satu persatu ya....
  • Cost of Capital adalah biaya sebenarnya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan anggaran, bisa berasal dari saham preferen, saham biasa, hutang ataupun laba yang nantinya digunakan untuk mendanai suatu investasi atau biaya operasional perusahaan. Melalui metode perhitungan Cost of Capital ini nantinya akan terlihat seberapa besar biaya yang akan ditanggung perusahaan untuk bisa mendapatkan modal. Secara umum, COC akan dibagi dalam 2 jenis COC Individu dan COC secara keseluruhan. COC Individu bentuknya bisa dalam biaya modal laba ditahan, utang jangka pendek, utang wesel, utang perniagaan dan masih banyak lagi. Sedangkan COC secara keseluruhan, umumnya adalah rata-rata biaya yang ada pada beberapa sumber yang digunakan atau yang biasa disebut Weighted Average Cost of Capital (WACC). Untuk penjelasan yang lebih lengkapnya apa itu Cost of Capital dan bagaimana perhitungannya, nanti mungkin akan saya buatkan artikel tersendiri ya...nanti saya cari referensi dulu untuk menuliskan secar khusus mengenai Cost of  Capital ini.
  • Net Present Value adalah hasil perhitungan selisih antara pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan dan pengeluaran ini dihitung dan disesuaikan dengan memanfaatkan social opportunity cost of capital yang dihitung selisihnya. Secara sederhana NPV adalah perkiraan arus kas yang merupakan hasil perhitungan selisih nilai masa kini dari jumlah arus kas yang masuk dibandingkan dengan nilai arus kas di masa sekarang yang keluar pada periode tertentu.
  • Internal Rate of Return adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkiurakan potensi keuntungan investasi. IRR adalah discount rate yang membuat NPV dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang dipotong. IRR diukur dengan menghitung tingkat bunga dimana nilai sekarang arus kas masa depan sama dengan investasi modal yang dibutuhkan.
  • Payback Periode adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran investasi dengan keuntungan. Payback Periode dikenal juga sebagai periode pengembalian modal, atau jangka waktu tertentu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal investasi. Mungkin istilah lainnya yang umum digunakan adalah Break Event Point, yang merupakan titik impas yang mengacu pada jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menutup total biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu. Secara lebih lengkapnya nanti saya buatkan artikel khusus juga mengenai hal ini, setelah saya dapat referensinya secara lebih lengkap ya....
  • Average Rage of Return adalah rasio perbandingan antara rata-rata keuntungan tahunan pada periode waktu tertentu dengan nilai investasi di awal. Keuntungan disini bisa diartikan dari mulai laba tahunan perusahaan, hasil kinerja sebuah mesin dan rasio lain yang dapat dipakai untukl mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan maupun untuk mengevaluasi kinerja sumber daya perusahaan secara rinci.
  • Profiliability Index adalah sebuah metode pendekatan yang hampir sama dengan NPV. Jika NPV menghitung berapa rupiah kelebihan present value cash inflow diatas present value initial investment, PI akan mengukur present value untuk setiap rupiah yang diinvestasikan.
  • Estimasi Rugi Laba adalah laporan keuangan yang harus dibuat oleh setiap perusahaan untuk menjadi acuan keuangan terkait kondisi finansial perusahaan. Laporan/estimasi ini hendaknya dibuat sedetail mungkin agar bisa digunakan untuk melakukan evaluasi dari aliran dana yang keluar dan masuk ke perusahaan secara menyeluruh dan terdata, sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

Menyederhanakan Pertimbangan

Uraian diatas kalo buat saya sih agak terlalu njlimet ya hitung-hitungannya. Tapi mungkin kalo dikembalikan secara landasan teori ekonomi ya seperti itu seharusnya, sehingga bisa diminimalisir kerugian yang bisa saja terjadi. Kerugian ini terutama dalam hal kegagalan mengembalikan investasi yang sudah dikeluarkan, yang biasanya bisa melibatkan pihak kedua (investor) atau pihak ketiga (bank), jika dana yang digunakan berupa dana pinjaman....apalagi kalo pakai pinjol.

Kegagalan mengembalikan dana investasi tersebut, tentunya bisa membuat berkurangnya (atau bahkan hilangnya) kepercayaan dari investor. Ya mana ada sih orang mau berinvestasi jika akhirnya dana yang diinvestasikan tidak kembali, alias hilang. Walopun secara logika investasi ya kembali berlaku hukum probabilitas dimana kalo untung ya berarti tidak rugi, sedangkan jika rugi ya bisa saja akan hilang semua dana yang diinvestasikan.

Kembali ke soal pertimbangan pembelian mesin, saya sih mencoba menyederhanakan pertimbangan-pertimbangan secara teori tersebut ke dalam poin-poin sebagai berikut :
  • Sumber Dana, seandainya saya punya dana yang cukup dan belum ada alokasinya (bukan dana untuk kebutuhan sehari-hari) tentunya saya akan mengeluarkan dana pribadi untuk pembelian mesin ini. Untuk mesin 3D Printer yang saya rencanakan beli adalah mesin Printer 3D Kingroon KP3S, seharga Rp 2.500.000,- (nanti link pembeliannya saya tempelkan disini). Bagaimana kalo ternyata saya tidak ada dana yang nganggur dan mengendap ? Kemungkinan saya akan mencoba membeli dengan memanfaatkan fitur Paylater di online shop....yang artinya saya akan membuka kantong hutang dimana nilai investasi tersebut harus saya kembalikan.
  • Payback Periode, agar ke depannya saya tidak menjadi gagal bayar nilai kewajiban bayar utang yang harus saya siapkan tiap bulan untuk mengembalikan pembayaran mesin menggunakan fitur PayLater, maka saya harus menghitung kekuatan penghasilan yang bisa saya sisihkan setiap bulan. Misalnya saya kemudian menentukan Paylater yang saya gunakan adalah 12 bulan periode cicilannya. Berarti saya setiap bulan harus mengalokasikan dana sekitar Rp 220.000,- dengan asumsi penambahan bunganya 5% setahun. Nilai tersebut hanya sekedar asumsi estimasi saya lho ya...
  • Pertambahan Manfaat, maksudnya adalah saya coba perhitungkan jika kemudian saya membeli mesin tersebut, produk apa yang bisa saya buat dan mempunyai nilai jual. Apakah itu produk baru atau merupakan produk yang pernah saya buat dan sudah repeat order. Jadi sebelum saya memutuskan 'fix saya akan beli mesin itu', saya harus bisa memastikan apakah nantinya saya bisa menjual produk sehingga si mesin itu nantinya bisa menghidupi dirinya sendiri (minimal bisa bayar cicilan sampai lunas) atau akhirnya cuma jadi pajangan di ruang tamu saja. Gampangnya sih begini, misalnya sampeyan memutuskan beli mobil lewat leasing, artinya kan sampeyan harus berpikir bagaimana nanti sampeyan bayar cicilannya, apa si mobil itu cuma sekedar jadi pameran di teras atau sampeyan memutuskan untuk me-rental-kan mobil sampeyan itu, sehingga sampeyan bisa bayar leasing.
    Contoh Produk Casing ESP32 Cam+Sensor PIR

  • Faktor Pemeliharaan Mesin, satu hal yang jadi tambahan pertimbangan saya adalah bagaimana pemeliharaan mesin tersebut. Karena bagaimanapun juga sebuah mesin itu akan mempunyai dan harus dihitung nilai depresiasinya yang mengakibatkan berkurangnya nilai jual di kemudian hari setelah si mesin di pasangi label 'mesin second'. Selama masa pemakaian (entah dipakai atau tidak dipakai tiap hari), sebuah mesin akan memerlukan biaya-biaya untuk maintenance-nya. Contohnya kembali lagi kalo sampeyan beli mobil kan pasti dibutuhkan dana untuk service rutin, ganti olie, tune up bahkan mungkin sekedar biaya cuci steam. Biaya-biaya ini tentunya akan menambahkan total nominal yang kemudian harus sampeyan investasikan, disamping sampeyan harus tetap bayar leasing.
Dari pertimbangan sederhana diatas, bisa disimpulkan faktor yang paling menentukan untuk sebuah keputusan beli mesin adalah "ada tidaknya order atau produk yang bisa dijual dan menghasilkan". Ya buat apa beli mesin kalo ujung-ujungnya cuma ngejogrok di ruang tamu. Mungkin sampeyan akan berkilah 'ah nanti juga bisa dicarikan order...nanti juga ada yang mau pesen bikin produk kalo sudah tau saya punya mesin baru'. 
Helloooo...cari order (menjual produk) itu, apalagi kalo sampeyan belum tau bagaimana cara jualannya, itu tidak sama dengan sampeyan kredit mobil terus daftar jadi driver Ojol. Tidak semudah itu Fulgoso...

Tapi ya pada akhirnya keputusannya ya lihat bagaimana nanti ya...kalo saya sih masih coba berhitung dan mencoba memasarkan produk dulu. Jadi misalnya nanti sudah ada yang order dan secara hitungan nanti uang yang saya hasilkan dari order tersebut bisa menutup cicilan Paylater dan komponen biaya operasionalnya, baru saya putuskan untuk jadi beli mesin itu.

Itu kalo menurut saya...bagaimana menurut sampeyan ?


Tambahan dikit: kalo sampeyan tertarik dengan mesin 3D Printer Kingroon KP3S, nanti saya buatkan tulisannya...siapa tau ada yang mau jadi sponsor dan ngasih saya produk untuk bisa dibuatkan review-nya.
Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu