Pada hakekatnya kita semua adalah anak-anak dan selalu akan menjadi anak dari bapak dan ibu kita. Sebagai anak-anak, kita selalu punya kehidupan sendiri dan kemudian akan melahirkan anak-anak yang dititipkan Tuhan kepada kita.

Dititipkan....iya hanya dititipkan karena bukan kita yang memberinya nyawa dan kehidupan. Anak-anak itu bagaikan panah dan orang tua adalah busur-Nya. Sebagai orang tua, kita punya kewajiban menjadi sarana peluncur hingga sejauh mana anak kita melesat adalah merupakan tanggung jawab kita. Namun satu hal yang wajib kita ingat adalah kita, sebagai orang tua, tidak pernah punya hak untuk menguasainya.Â
Anak-anak adalah milik semesta....milik Sang Pemanah, sebagaimana kita, orang tua, yang menjadi busur adalah juga milik-Nya.Â
Ada satu puisi karya Kahlil Gibran yang sangat terkenal dan telah diterjemahkan dalam lebih dari 100 bahasa, menjabarkan secara lugas dan penuh makna retoris tentang anak-anak. Berikut ini saya kutipkan syairnya untuk jadi bahan perenungan sampeyan, saya, dan kita semua yang merasa sudah menjadi orang tua.Â
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya, sehingga anak- anak panah itu dapat meluncur
dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
*
Selamat menjadi busur panah untuk anak-anak sampeyan. Jadilah busur yang meregang kuat sehingga meluncurkan anak panah yang tepat sesuai keinginan Sang Pemanah.
Selamat Hari Anak Sedunia....Â
0 Comments