Takut Dengan Thermo Gun Yang (Katanya) Bisa Merusak Otak ? | Bikin Aja Sendiri....Ini Tutorial Cara Buatnya


Belum lama ini dunia per-Covid'an diramaikan dengan statement seorang Profesor Doctor Pakar Ekonomi yang mengatakan bahwa penggunaan Thermo Gun itu bisa berefek pada kerusakan otak, karena Thermo Gun itu ada lasernya dan mestinya cuma dipakai di industri saja.

Apa kata pak Profesor itu memang tidak sepenuhnya salah.....bahwa memang ada Thermo Gun yang digunakan untuk Industri, tapi....Thermo Gun yang saat ini banyak digunakan untuk pemeriksaan suhu di pos satpam saat kita mau masuk kantor, atau yang banyak dijual (dan banyak dibeli) adalah jenis Thermo Gun yang biasa dipakai untuk medis.

Sampai disini sampeyan paham ?
Kalo sampeyan belum paham, ini saya kasih contoh Thermo Gun untuk industri
Thermo Hunter
Thermo Gun Industri - dok. Pribadi
Dari bentuknya saja sudah beda...belum dari fungsionalnya. Untuk Thermo Gun Industri atau istilahnya Thermo Hunter memang ada pointer lasernya agar bisa mengukur obyek sejauh sampai 10 meter.
Laser Marker Thermo Hunter
Laser Marker Pointer Thermo Gun Industri - dok. Berbagai Sumber

Manual Instruction OPTEX - dok. Berbagai Sumber
Pre Caution
Ada Peringatannya - dok. Berbagai Sumber
Berikut ini Manual Instruction untuk Thermo Gun Medis....monggo disimak
Cara Kerja Thermo Gun Medis
Cara Kerja Thermo Gun Medis - dok. Berbagai Sumber
Beda kan....
Thermo Gun Medis itu prinsip kerjanya 'menangkap' refleksi energi panas menggunakan sensor Thermal. Darimana energi panas yang ditangkap ? Panas yang ditangkap sensor thermal adalah refleksi dari Sinar Matahari yang mengenai tubuh. Makanya jarak penggunaan Thermo Gun Medis (Distance Spot-nya; DS 12:1) paling tidak 38 mm sampai 300mm, dan dipagi hari. Kenapa paling baik di pagi hari ? Soalnya kalau terlalu siang maka energi panas yang direfleksikan akan terlalu panas. Coba saja check suhu sampeyan pada pagi hari (biasanya cuma sekitar 33℃) dan siang hari (bisa lebih dari 37℃)

Terus apa memang pakai Laser ?
Untuk Thermo Gun Industri atau Thermo Hunter menggunakan Laser Class II. Untuk Kelas Laser dan Radiasinya bisa dibaca disini. Sedangkan untuk Thermo Gun Medis memang kebanyakan hanya menggunakan Inframerah. Inframerah ini sebenarnya berfungsi sebagai pengukur jarak antara obyek dan sensor thermalnya sehingga bisa memaksimalkan pancaran energi yang diterima sensor. Pembacaan Thermo Gun Medis yang tidak akurat biasanya disebabkan jarak Thermo Gun yang jauh dari obyek sehingga Refleksi Infrared-nya tidak terbaca sensor dengan akurat.
Thermal yang Diterima Sensor - dok. Berbagai Sumber
Kalo sampeyan masih gak percaya bahwa Thermo Gun Medis itu tidak pakai Laser, yang bisa bikin otak meleleh kaya di film-film atau kata Profesor yang ekonom itu....nih saya perlihatkan bongkaran Thermo Gun Medis....kaya apa isinya...
Isi Komponen Thermo Gun Medis itu kurang lebih: Sensor Suhu, PCB Mainboard, Layar LCD dan Baterai Re-charge
Komponen Dalam Thermo Gun Medis - dok. Youtube

Ini Thermal Sensornya - dok. Youtube
Nah...kalo setelah saya kasih tau bongkarannya tapi sampeyan masih tetap gak percaya juga dengan Thermo Gun yang ada di pasaran, bagaimana kalau kita bikin sendiri aja...biar lebih yakin...

Komponen yang dibutuhkan adalah:
  • Arduino Nano
Arduino Nano adalah Papan Mikrokontroler yang bisa kita fungsikan sebagai Mainboard dimana nantinya akan kita input coding program Thermo Gun. Sebetulnya gak harus pakai Arduino jenis Nano ini....kalo sampeyan punya Arduino Uno juga bisa dipakai. Terus kenapa kita pakai Arduino Nano, alasannya hanya lebih karena ukurannya yang kecil.
Untuk Spesifikasi dan data teknisnya sampeyan bisa baca di web official-nya Arduino disini. Harganya sekitar Rp 60.000,- sudah dapet kabel USB untuk input program coding.
  • Sensor Suhu MLX90614 - GY906
Gy-906 Mlx90614 Esf Contactless - Temperature Sensor
Untuk Sensor Suhunya kita gunakan MLX90614. Komponen ini yang paling penting dan menentukan serta tidak bisa tergantikan. Nah...masalahnya sekarang adalah karena semenjak Pandemi Covid-19 terjadi Sensor ini juga merangkak naik harganya bahkan diduga telah menghilang dari pasaran. Dulu sensor ini harganya tidak sampai Rp 100.000,- tapi semenjak jadi barang langka di marketplace online Komponen ini dijual gila-gila'an harganya....ada yang menawarkan sampai harga Rp 3 juta'an per keping-nya.
Bukan hanya di Indonesia...bahkan di seluruh marketplace internasional juga kalo ditanya soal stok pasti akan dijawab stok kosong.
Sensor ini di desain khusus untuk mendeteksi energi radiasi inframerah dan bisa secara otomatis mengkalibrasi energi radiasi inframerah menjadi skala temperatur. Didalam sensor ini ada detektor thermopile inframerah MLX81101 dan signal conditioning ASSP MLX90302 yang digunakan untuk memproses keluaran dari sensor inframerah.
SENSOR-SUHU-IR-NON-CONTACT-MLX90614-GY-906-HW-691-CONTACTLESS
Sensor MLX90614 - dok. Berbagai Sumber
Untuk saat ini harga termurah masih di kisaran Rp. 150.000,-
  • LCD 16 x 2 + i2c LCD
LCD kita butuhkan untuk menampilkan hasil pengukuran Sensor. Sebetulnya sih bebas mau pakai LCD yang ukuran berapa, kalo saya pilih ini karena sekali lagi...ukurannya yang kecil 16 baris dan 2 baris...ya cukuplah kalo cuma untuk menampilkan tulisan Temperatur sekian derajat. Harganya sekitar Rp 30.000,-
  • Kabel Jumper
Kabel Jumper, yang kita akan gunakan kabel jumper Male - Female. Yang Female-nya nanti kita tancapkan ke Part-nya (Arduino, Sensor dan LCD), yang Male-nya di tancapkan ke Breadboard. Ini karena kita kan mau gampang untuk coba-coba-nya ya...
Kalo sampeyan yakin sih cuma perlu kabel dan solder seperti project-project percobaan kita sebelumnya.
  • Breadboard
Breadboard adalah papan berlubang yang fungsinya untuk membuat prototipe uji coba atau untuk merancang sebuah rangkaian elektronik sederhana. Jadi nanti kita bisa memasang dan menyusun komponen-komponen ujicoba sekaligus mencoba mengupload program yang kita buat nanti. apakah coding yang kita buat sudah berfungsi sesuai keinginan atau tidak.

Sudah dikumpulkan komponennya ? Disini kita akan buat yang paling simpel ya...
Total estimasi biaya untuk pembelian komponen-komponen tersebut kira-kira habis Rp 300.000,- belum termasuk casing dan baterai ya....dan biaya kopi serta camilan gorengan....

Kalo sudah terkumpul semua mari kita coba rangkai ya..
  • Pasang kabel jumper ke Sensor

  • Pasang kabel jumper ke LCD

  • Tancapkan Arduino ke Breadboard dan pasang kabel jumper ke Breadboard
Kabel VCC pasang di lubang pin 5V, kabel GND pasang di lubang pin GND. SCL di pasang ke pin A5 dan SDA pasang di pin A4
Posisi pin Arduino Nano selengkapnya seperti di gambar berikut ini:
Udah sesimpel itu....hasil-nya akan tampak seperti ini

  • Langkah selanjutnya kita buat codingnya. Nah, untuk bikin coding Arduino memang diperlukan Laptop yang terinstal Program Arduino IDE. Kalo sampeyan belum punya bisa di download di web official-nya Arduino, disini
  • Saya gak punya laptop.... Gimana dong bikin coding-nya.... Sampeyan bisa pakai Smartphone Android. Cari di Playstore aplikasi ArduinoDroid.
  • Ini codingnya monggo silahkan dicoba input.... Saya bikin sketch-nya juga cuma modal hape smartphone koq.... 
Coding Thermo Gun
    Aslinya coding ini bukan saya yang bikin.... Saya juga cuma copy paste koq.... Nanti link mentahannya saya masukkan drive dulu....Ini Link-nya
    Oh iya butuh kabel OTG (On The Go USB.....bukan Orang Tanpa Gejala ya) agar sampeyan bisa konek dari Arduino ke Smartphone ya....
    Kabel OTG - dok. Pribadi

  • Kalo semua OK dan coding-nya berhasil lalu sampeyan mau buatkan casing maka perlu tambahan Modul Powerbank dan Batere 18650 yang disambungkan ke Arduino di kaki-kaki pin Arduino Nano sampeyan. 
  • Atau cukup pakai Port USB Male seperti Skema rangkaian ini....
Skema rangkaian thermo gun
Skema Rangkaian dg USB Power Port dan Switch - dok. Youtube
  • Buatkan kotak casing jadi seperti ini contohnya. 
Contoh DIY Thermo Gun - dok. Youtube
Nah.... Bagaimana mau coba bikin Thermo Gun sendiri? 
Monggo di coba....gak sampe ilang koq otaknya kalo bikin ini.
Cuma sampeyan mesti sabar cari Sensor MLX90614-nya yang sedang disembunyikan dari pasaran (biar harga sensornya bisa mahal).

Kalo pertanyaan yg dibenak saya sih....katanya kan kalo suhu-nya diatas 37℃ itu statusnya 'Waspada Corona', nah kalo yang OTG....Orang Tanpa Gejala Covid 19....berapa suhu tubuhnya ?
Jadi seberapa efektif sebenarnya tindakan preventive pemeriksaan suhu tubuh ini ? 
Ada yang bisa jawab ? 

Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu