Seniman Itu Sudah Berpulang....Sugeng Tindak Mas Didi Kempot

Hidup itu adalah Seni dan bagaimana cara menjalaninya lalu menjadi seseorang yang kemudian dikenang saat tiada itu juga seni tersendiri.

Dionisius Prasetyo alias Didi Prasetyo alias Didi Kempot telah mengakhiri perjalanan Seni Kehidupannya dengan langkah gagah dan indah sehingga Ambyar-lah dunia ini tanpanya.
Didi Kempot - dok. Berbagai Sumber

Mas Didi yang menggunakan nama panggung 'Kempot' alias singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar jauh dari makna kata 'Kempot' yang dalam bahasa Jawa yang bermakna Tua dan Peyot (pipinya). Mas Didi Kempot yang selalu klimis, walo rambutnya gondrong mlungker-mlungker dan dengan senyum khasnya yang mampu menegaskan bahwa untuk membuat seseorang patah hati itu terkadang tidak perlu membuatnya jatuh hati terlebih dahulu.

Jaman diawal kemunculannya mas Didi dengan lagu Stasiun Balapan, kebetulan pas saat itu rambut saya juga panjang mlungker-mlungker (lebih kribo sih) hampir seperti rambut mas Didi, sehingga seringkali teman-teman saya meminta saya nyanyi lagu campursari-nya mas Didi...Ning Stasiun Balapan kutho Solo sing dadi kenangan...
Dulu mana bangga nyanyi lagu Campursari....kesannya koq Ndeso gitu. Padahal faktanya dengan lagu-lagu Campursarinya, mas Didi sudah bolak balik menggelar Konser di Suriname. Dan semakin cetar membahana dengan Konser-konser Ambyar-nya yang selalu Sold Out, sementara banyak band - band papan atas dan penyanyi jaman dulu yang banyak membuat fans-nya 'Terkintil-Kintil' sekarang tenggelam dalam dunia narkoba dan hancur tanpa sisa.

Sederet lagu hasil karyanya (lebih dari 800 lagu), saat ini dengan mudah di temukan di Channel-channel Youtube yang entah bagaimana perhitungan royaltinya karena terlalu banyak di cover artis-artis Youtube yang tak perduli bagaimana menghargai ide dan kreatifitas orang lain. Lalu apakah mas Didi protes...marah-marah dan bikin kontroversi viral tentang Hak Cipta lagu-lagunya....setau saya tidak pernah sekalipun mas Didi mempersoalkan itu. Coba saja ketik di Google 'Pamer Bojo' atau 'Sekonyong-konyong Koder', sampeyan akan menemukan lagu itu dengan sekian banyak penyanyi yang menyanyikannya.

Diakui atau tidak Didi Kempot sudah menciptakan semesta tersendiri yaitu Semesta Ambyar Campursari. Semesta Patah Hati tanpa air mata berduka walaupun ambyar rasa hatinya. Didi Kempot mampu menciptakan Dimensi Waktu dan ruang tersendiri ketika mencoba bercerita di lagu-lagunya bahwa Cinta itu bukan soal mengawali dan mengakhiri....tapi Cinta adalah bagian perjalanan hidup lengkap dengan petualangannya yang penuh misteri.
Didi Kempot mampu menciptakan genangan-genangan kenangan yang 'nandes ning ati' saat terdiam di Stasiun Balapan atau saat menepi di Pantai Klayar...saat melintas di Terminal Tirtonadi atau saat menyepi di Tanjung Mas.

Mas Didi Kempot adalah sosok penyanyi 'Ndeso' yang mampu menembus sekat-sekat ketidakmungkinan dan sekat-sekat peradaban. Coba tengok rekaman konser-konsernya yang dipadati tidak hanya kalangan yang sudah berusia tapi banyak juga Sobat Ambyar yang masih muda belia dan baru mengenal cinta. Coba lihat berapa banyak Sobat Ambyar yang kemudian bisa mengalirkan kegetiran dan pahitnya kehilangan cinta tanpa berurai air mata.

Sehingga di saat ini ...pada Waktu Indonesia Bagian Kembang Tebu Sing Kabur Kanginan, saya cuma bisa membisikkan
Sugeng Tindak Mas Didi....
Senajan kowe ngilang ra biso tak sawang, nanging neng ati tansah kelingan...
Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu