3 Pendekatan Untuk Pemecahan Akar Masalah, Gemba-Genbutsu-Genjitsu

Masalah akan selalu ada dan selalu terjadi, hanya tinggal bagaimana kita, sebagai manusia, berpikir dan bertindak untuk meminimalisir dan mengurangi dampak dari masalah yang terjadi. Dalam Sistem Manufactur perusahaan Jepang dikenal istilah 3 G, Genba, Genbutsu, Genjitsu yang kemudian dirangkai dengan budaya Kaizen (nanti dalam artikel selanjutnya saya ceritakan tentang ini), budaya 5S sampai kemudian dirangkum dalam sebuah sistem Lean Manufacturing yang berhasil diterapkan di perusahaan raksasa otomotif,Toyota. Dan ini berhasil menyelesaikan (setidaknya meminimalkan) masalah yang ada di Plan Produksi Toyota. Sampeyan gak percaya, coba tanya teman-teman sampeyan yang kerja di Toyota/Daihatsu dan vendor-vendornya...itu juga kalo sampeyan punya teman yang kerja disitu...kalo gak punya monggo disimak apa yang saya sampaikan berikut ini...

  • Genba

Genba, ( 現場 )adalah istilah bahasa Jepang yang jika ditranslate diterjemahkan menjadi "Situs" atau "Tempat Sebenarnya"
Jadi apa maksudnya ? Di kalangan eksekutif (perusahaan) Jepang dikenal Genba walk yang artinya turun langsung ke lapangan untuk melihat proses yang sebenarnya dan memahami pekerjaan sesungguhnya. Genba ini dilakukan langsung oleh para atasan, Manajer, Direktur atau bahkan Presiden Direktur sehingga akan bisa meminimalkan dis-informasi atau laporan ABS (Asal Bapak Senang). Data laporan dari sub-ordinat (bawahan) bisa langsung dilihat sendiri oleh Atasan yang paling atas dan bisa dibandingkan langsung antara data di kertas dan fakta lapangan. 
Genba berarti melihat masalah, memperbaikinya, lalu melanjutkan proses yang sudah diperbaiki atau bisa juga dilihat sebagai cara mendesain ulang proses berdasarkan pemecahan masalah, lalu menerapkan proses yang sudah di desain ulang tersebut. Genba kemudian akan bisa menciptakan sebuah sistem yang pada akhirnya akan menjadi standar kerja yang akan mengarah pada keunggulan operasional sehingga setiap proses kerja akan ada pada level kerja yang optimal.

Jadi kalau Presiden melakukan Genba sampai 'blusukan' ke perbagai tempat di pelosok negeri ini untuk dapat menemukan masalah yang terjadi di negeri ini, perlu tidak ? Atau malah dibilang gak ada kerjaan ? ☺☺

  • Genchi Genbutsu

Genchi Genbutsu (現地現物), dalam terjemahan Inggrisnya "Go and See" atau kalau dari terjemahan Google Translate ke bahasa Indonesia "Item yang Sebernarnya"...kenapa beda jauh terjemahannya secara kata per kata ya...☺..entahlah coba tanyakan sendiri pada mbah Google. 
Pada prinsipnya Genchi Genbutsu hampir sama dengan Genba, hanya saja pada Genbutsu ada suatu aktivitas yang dilakukan untuk melihat fakta yang terjadi dilapangan, sehingga seorang pemimpin bisa yakin memiliki informasi yang dibutuhkan dalam membuat sebuah keputusan. Para Pemimpin bisa langsung bertanya pada pelaku dilapangan tentang kesulitan yang terjadi sehingga pemimpin bisa belajar membuat kesepakatan diantara semua orang yang terlibat dan mengajak mereka secara persuasif menuju tujuan bersama. 
Jika Genba bisa menciptakan sebuah sistem dan standar kerja, Genbutsu akan membuat sistem tersebut menjadi kurva belajar yang dinamis yang mengarah pada inovasi yang benar. Seorang Pemimpin yang melakukan Genbutsu akan melihat produk dari keputusannya yang dihasilkan secara real, nyata. Meninjau produk secara berkelanjutan dari mulai proses sampai dengan hasil akhirnya, dapat membantu seorang pemimpin untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi disetiap langkah pembuatannya.

Jadi kalau seorang Presiden bolak balik meninjau project yang sedang berjalan untuk memastikan bahwa segala keputusan yang telah didelegasikan sudah dijalankan dengan baik dan benar, apakah salah, tidak efektif dan kurang kerjaan ?

  • Genjitsu

Genjitsu ( 現実 ), dalam terjemahannya berarti "Realita"
Dalam konteks ini, Seorang Pemimpin perlu melakukan pengamatan dan investigasi lapangan berdasarkan fakta yang ada pada situasi tertentu. Kecenderungan yang ada dan terjadi sekarang, di negeri ini, adalah bukan mencari akar permasalahan yang ada tetapi justru mencari siapa atau apa yang bisa disalahkan untuk sebuah masalah. Melakukan upaya untuk mengetahui fakta masalah dari sebuah data dan pengamatan lapangan, akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan dan perbaikan yang diperlukan dalam mengatasi suatu masalah. 
Dalam dunia industri, untuk sebuah masalah yang ada akan bisa ditelusuri akar permasalahnya yang dipetakan melalui 4M (Material, Machine, Man and Methode)...nanti di artikel berikutnya saya coba ceritakan tentang 4M ini. Jadi kesalahan dari sebuah proses, suatu sistem atau suatu produk belum tentu Manusia-nya yang menyebabkan terjadinya masalah. Maka :



“Pergi dan lihatlah sendiri kenyataan yang harus dirasakan di tempat kerja dimana pekerjaan benar-benar sedang berlangsung, mengamati gejala-gejala (symptom) permasalahan dan pengaruhnya terhadap proses tersebut.”

Berhentilah saling menyalahkan....
Selamat Berproses
Post Navi

Post a Comment

0 Comments

Close Menu